Ini kali keduaku datang di Sintang-Kalimantan Barat bagian timur, dan
kedatangan saat ini akan punya cukup waktu untuk menjelajah kekayaan
Indonesia di pulau Kalimantan. Sintang merupakan wilayah pertemuan
sungai Kapuas dan sungai Melawi, dahulu orang menyebut senentang
(pertemuan dua sungai) namun lama kelamaan menjadi sintang. Wilayah yang
berdekatan dengan sungai sangat berkaitan dengan “ikan”, ikan merupakan
lauk yang sangat digemari di Sintang terutama ikan sungai bahkan ikan
laut tidak terlalu disukai.
Hari Sabtu 2 Juni 2012 aku berkesempatan jalan-jalan di pagi hari
untuk melihat kota Sintang, tanpa disadari jalan yang kuselusuri
memasuki pasar kota Sintang. Ada yang menarik perhatian, banyak sekali
jenis-jenis ikan sungai yang dijual di pasar dan banyak dalam keadaan
hidup.
Figure 1. Senentang (pertemuan sungai Melawi (air warna
coklat) dan sungai Kapuas), sungai Melawi memasuki sungai Kapuas dan
menjadi anak sungai Kapuas
Ikan Toman
Ikan toman merupakan sejenis ikan gabus yang khas dari danau
Sentarum, danau Sentarum terletak di wilayah hulu sungai Kapuas.
Biasanya anakan ikan ini akan dibawa ke wilayah sintang dan dibesarkan
dalam karamba di sungai Kapuas. Ikan ini sangat digemari oleh penduduk
setempat. Ikan toman bisa juga dibuat menjadi ikan asin dan kerupuk
dengan harga jual yang cukup mahal yaitu Rp. 45.000/kg.
Figure 2, 3, 4: Ikan Toman, ikan asin toman dan kerupuk ikan toman
Ikan Lais
Ikan lais merupakan salah satu ikan air tawar yang banyak terdapat di
wilayah sungai Kapuas dan anak sungai Kapuas. Menurut penduduk setempat
Ikan Lais ada beberapa jenis salah satunya adalah lais Kapuas dan lais
lubuk (anak sungai Kapuas). Dari dua jenis itu jika dilihat warnanya
maka Lais Kapuas sedikit cerah dan putih dibandingkan lais lubuk yang
sedikit gelap dan kemerahan, walaupun bagi orang awam pasti akan melihat
sama saja bentuk dan warnanya. Lais lubuk tidak pernah dijumpai di
sungai Kapuas begitu juga dengan lais Kapuas. Dan lais Kapuas bisa
menjadi besar sedangkan lais lubuk akan tetap kecil-kecil.
Figure 5 & 6: Lais lubuk dan lais Kapuas
Ikan lais dapat dinikmati baik ikan segar atau dalam bentuk awetan.
Bentuk awetan ikan lais yang cukup populer adalah ikan asin dan ikan
Salai (ikan asap).
Figure 7 & 8: Ikan asin dan salai lais
Ikan Baung/Ikan Patin/Benga/Tapak
Ikan Baung dan patin di Jawa memang sudah terkenal, ikan baung dapat
di temui di sungai-sungai dan ikan patin banyak dibudidayakan. Di
Sintang ada keunikan sendiri, patin dan baung sama-sama hidup di sungai
walaupun ada yang sudah membudidayakan di kolam, dan dari keterangan
penduduk setempat patin dan baung merupakan jenis yang sama, namun jika
masih kecil namanya ikan PATIN namun jika sudah besarnya sedang namanya
IKAN BAUNG dan jika besar yang ditemukan di sungai namanya ikan BENGA
(hiu sungai) namun jika sudah besar sekali namanya TAPAK. Ikan ini
banyak dimasak gulai dan kuah asam. Ikan yang dijual kebanyakan masih
hidup dan khusus ikan benga harus diikat supaya tidak lepas karena cukup
berbahaya, sedangkan ikan Tapak cukup ditakuti karena menurut informasi
bisa memakan manusia.
Figure 9: Ikan Baung (patin besar)
Figure 10: Ikan Patin
Figure 11: Ikan Benga
Ikan Jelawat
Jenis ikan lain yang cukup populer adalah ikan jelawat. Ikan Jelawat
mempunyai tekstur daging yang lembut dan sering dimasak dengan sistem
tim atau kukus.
Figure 12: Ikan Jelawat
Ikan labau/Tengadak/tengalat
Ikan ini mirip dengan ikan jelawat namun tidak amis, penduduk
setempat biasanya dikukus. Bahasa melayunya adalah labau atau tengalat
namun bahasa dayaknya adalah tengadak.
Figure 13 & 14: Ikan Labau dan Tengalat
Ikan Gurame Sungai
Ikan gurame merupakan ikan yang umum yang bisa ditemukan dimanapun,
namun ikan gurame yang ditemukan di sungai akan sangat sulit dijumpai.
Disungai Kapuas ikan gurame dapat besar seperti ikan gurame yang
dipelihara di kolam di Jawa atau di wilayah lain dan banyak ditemukan di
sekitar sungai Kapuas.
Figure 15: Ikan Gurame sungai
Ikan sluang
Ikan sluang merupakan jenis ikan kecil dan kebanyakan dibuat menjadi
awetan seperti ikan asin dan sale, jarang ditemukan dalam bentuk segar
musiman banjir atau pasang.
Figure 16 & 17: Ikan sale dan asin sluang
Ikan Lele
Ikan Lele banyak dijumpai dimanapun, begitu juga di sungai Kapuas
ikan lele sangat mudah didapatkan dan banyak juga dibudidayakan oleh
masyarakat setempat.
Figure 18 & 19: Ikan Lele besar dan kecil
Ikan Tilan
Ikan ini kurang disukai karena kurang enak dan bentuknya menurut
pendapat penduduk jelek karena punya mulut panjang, sehingga lebih
banyak dibuat ikan asin.
Figure 20: Ikan Tilan
Belut Sungai
Sungai Kapuas dan anak sungai Kapuas merupakan surga bagi ikan air
tawar, namun menurut keterangan penduduk setempat ikan sudah tidak
sebanyak dahulu. Berkurangnya populasi ikan bisa disebabkan karena
banyaknya polusi di sekitar sungai baik dari limbah-limbah pabrik
ataupun habitat yang mulai berubah karena penebangan hutan. Hal lain
yang menyebabkan berkurangnya jumlah dan jenis ikan adalah penangkapan
ikan yang tidak selektif, dahulu menangkap ikan menggunakan pancing atau
jaring, namun sekarang menggunakan racun/tuba/bahan kimia lain serta
memakai strom (accu) khususnya di sungai-sungai kecil sehingga semua
ikan dari segala ukuran dan jenis banyak yang mati. Pertanyaan saat ini
jika semua praktek diatas terus berlanjut “apakah sungai Kapuas dan anak
sungai Kapuas di Kalimantan Barat akan selalu menjadi surga bagi ikan?”
Figure 21: Belut sungai
Tidak ada komentar:
Posting Komentar