Minggu, 02 November 2014

Landak- Kalimantan Barat

Empat buah Speedboat  dari Abas oakley  Wild Adventure Team yang di konsep untuk “Indonesian Daiwa Dream Team” dengan Kapten kapten yang berpengalaman menembus lebatnya rimba belantara kalimantan siap dengan segala atribut dan semangat 45 demi membantu mewujudkan cita cita Ben Akhtar mendapatkan “Lisensi” Tapah Borneo.
Sabtu malam 10 mei 2014 kami berkumpul di pangkalan Speedboat markas Abas wild Adventure Team, ialah Pak Abas, Teddy, Edwin, Agus, Odilo, Fauji dari jakarta, Anang tak tik dari Palangka raya, Adhi Fatah Berita Mancing, para kapten speedboat dan tentunya Ben Akhtar yang di temani seorang wartawan dari majalah Sirip Malaysia melakukan prepare untuk segala macam kebutuhan casting besok, termasuk technical meeting tentangsafety, titik target spot serta tackle set dan lure yang di rekomendasikan untuk pertempuran esok hari. Setelah prepare dan Meeting dirasakan cukup kami memutuskan untuk beristirahat supaya badan segar dan fit dalam perjalanan nanti.
Minggu pagi pagi sekali kami semua sudah bangun dan langsung berebut masuk kamar mandi untuk membasuh badan agar segar selama trip hari ini, Edwin dan Agus yang bertugas memberikan service bagi para tamu Abas Wild Adventure team sangat sigap menjemput kami pagi itu, belum lagi kami rapih di hotel mereka sudah standby di lobby hotel. Dan setelah semua siap kami langsung berangkat menuju Pangkalan Speed boat, sudah menunggu disana Pak Abas dan kawan kawan yang sedang melakukan double check dan membagi jatah speedboat untuk setiap peserta, dengan jumlah peserta dari Angler, wartawan dan kapten seluruhnya 13 orang.
Selesai double check dan pembagian jatah Speedboat, kami tidak lagi berlama lama, leader boat yang di bawa Kapten Ahmad langsung tancap gas membelah indahnya kapuas menuju sungai Landak, beriringan 4 team dengan Speedboat yang sudah Seragam dan di penuhi angler berbaju merah putih mengikuti Leader.
Daiwa TCE Sports Abas Oakley

Abas Wild Adventure team feat BEN AKHTAR_ Team sesaat setelah bertamu kepada penduduk pribumi

Dua jam perjalanan membelah kapuas dan menembus belantara yang menjulur ke arah sungai yang kami lalui akhirnya tiba kami di bagian sungai yang di perkirakan dihuni oleh ikan tapah monster dan predator sungai lainnya. Tanpa di komando langsung saja seluruh team melakukan gempuran dan lemparan lure ke arah dimana naluri dan insting mereka mengatakan di huni oleh para predator. Meskipun sempat di guyur hujan lebat selama 1 jam,  drifting cast ke arah hulu terus kami lakukan tanpa lelah dengan terus berharap akan ada sambaran. Sungguh indah memperhatikan tehnik casting yang di pertontonkan oleh Ben Akhtar hari itu, Pitching, Flipping dan skippingnya sangat mumpuni, sehingga setiap lemparan lurenya nyaris sempurna menembus lubang lubang kecil di balik rerimbunan, rupanya inilah mengapa sebagai seorang Pancinger khususnya castinger wajib memepelajari tehnik Skipping, Flipping maupun Pitching, tehnik tehnik ini adalah solusi untuk memancing di tempat tempat yang sempit dan medan yang di penuhi Vegetasi sehingga kita harus bisa menempatkan lemparan seakurat mungkin untuk mendapatkan hasil yang lebih maksimal.
Sedang asyiknya saya menikmati pemandangan rimba sungai landak yang benar benar liar tiba tiba terdengar suara dari arah depan “STRIKE!!”, rupanya suara tersebut datang dari speedboat leader, pak abas terlihat menikmati sekali sedang Fight diantara derasnya arus dan rimbunnya semak, tak perlu lama, hanya sekitar satu sampai dua menit saja seekor kerandang hijau berhasil landed dengan sempurna, seekor ikan yang cukup eksotis dan merupakan target buruan dari banyak pancinger di sini. Setelah mengambil beberapa Poto utnuk dokumentasi dan ikan pun di Release demi kelestarian.
Drifting cast terus kami lanjutkan sampai pada titik di sebuah hulu sungai dimana disana ada rumah pendudukpedalaman  yang kami gunakan untuk beristirahat dan makan siang, rencananya seluruh rombongan akan turun lagi ke hilir melewati jaliur yang tadi sudah di lalui, karena perhitungan waktu dan tidak ingin kemalaman di dalam hutan.
Daiwa TCE Sports Abas Oakley

Ben dan Anang Strike Tapah

Anang taktik dan Fauji  yang Speedboatnya berada di belakang saya terlihat terus menerus tanpa lelah melempar umpan ke titik titik yang di perkirakan ada ikan yang siap menyambar umpan buatan, dan benar saja tidak lama dari itu sebuah sambaran menghantam umpan Crank yang sedang di retrieve oleh Anang, sempat terjadi Fight dengan sang predator, akan tetapi karena kuatnya perlawanan dan mungkin hooked up yang kurang sempurna akhirnya ikan terlepas dari kail dan melarikan diri, dengan wajah kecewa anang pun menggulung umpannya ke atas, tetapi kembali lagi segera melempar, begitulah memancing, adakalanya ikan bisa dikendalikan dan landed, ada juga kalanya kita harus berbesar hati ketika gagal melandedkannya.
Berikutnya adalah Teddy yang satu speedboat dengan saya minta untuk kapten speed berhenti di sebuah lubuk, dia yakin sekali akan keberadaan para predator di lubuk ini, sambil menunggu speed lain melintasi kami teddy dan saya mencoba terus melempari dan menyisir tepian sungai yang di tumbuhi rerumputan. Sungguh di luar dugaan, Teedy berteriak strike seketika sedang ingin mengangkat lure yang sedang di retrivenya, ikan Lais tembiring yang mengikut lure menyambar persis di bawah Speedboat, Cuma beberapa detik saja Lais tembiring berukuran 8 ons berhasil landed sempurna, teriakan kegirangan pun terlontar dari mulut teddy, kami toast untuk kesuksesan tersebut. Kami masih lanjut di Lubuk tersebut karena teddy yakin masih banyak penghuninya disitu, sementara speedboat lain terus turun. Tidak lama dari strike pertama teddy Strike lagi, namun kali ini agak jauh si ikan menyambar Umpan, sehingga ada pemandangan yang indah saat melihat Teddy fight dengan sang Predator, lagi lagi seekor lais tembiring yang hooked up sempurna dan landed. Teddy memang sangat berpengalaman dan mengerti sekali seluk beluk sungai ini, sehingga ia lebih sering mendapatkan sambaran dibanding Pancinger lainnya.
Daiwa TCE Sports Abas Oakley

BEN AKHTAR_ Ben Akhtar akhirnya Strike Tapah.

Drifting terus kami lanjutkan untuk menyusul kawan kawan yang sudah lebih dulu turun, sambil terus melakukan Cast, tiba tiba saya terkejut sekali saat sedang menarik umpan minnow saya ke permukaan, sebuah penampakan mulut penuh gigi dan lebar sekali menyambar Umpan saya tersebut, kontan benang PE melorot keluar dari spool Baitcaster saya, masih dalam kondisi kaget saya coba menahan derasnya laju mainline yang terus keluar dari spool dengan jempol saya, perlawanan sempat terhenti, tapi tiba tiba ikan menusuk tajam ke bawah, disitu saya tak mampu mengontrol lagi hingga akhirnya benang kembali lemas dan ikan pun lepas, saya terduduk kaget shock dan kecewa. Teddy dan kapten Munaji hanya tertawa melihat saya yang begitu terkesima dengan keadaan tersebut.
Praktis tak ada lagi sambaran sore hari itu sehingga kami memutuskan untuk kembali ke daratan dan berisitrahat, karena besok masih akan ada lagi petualangan lanjutan yang tentunya akan tetap mendebarkan.
Tiba di pangkalan Speedboat pukul 19.00 malam, kami berisitirahat disana, minum kopi, teh, es dan dan lain sesuai selera sambil menunggu ikan bakar hasil mancing siang tadi, Lais tembiring Tangkapan teddy jadi menu ikan bakar kami malam itu. Sambil mencocol lais bakar dan sambal buatan pak Munaji kami bercerita dan berbagi tentang serunya trip siang itu, hingga datang waktunya istirahat malam di hotel dan rumah masing masing.
Hari kedua kami lanjutkan lagi memasuki kawasan yang lebih dalam lagi dari trip hari sebelumnya berharap akan lebih banyak species predator yang kami taklukan. Perjalanan di lakukan hingga wilayah yang sangat sulit di lalui oleh speed boat kami, namun disinilah letaknya kesenangan para petualang yang tergabung dalam team Abas Oakley ini, dengan semangat dan gagah berani mereka menerobos lebatnya rerimbunan semak dan pohon tumbang.
Tiba di sebuah lokasi lubuk yang di dekatnya terdapat bangunan bekas Sawmill (pemotongan kayu) yang sudah ditinggalkan, Anang taktik berteriak kegirangan “STRIKE!!!!” saya yang tepat satu speedboat di belakangnya spontan mengarahkan kamera Video untuk mengambil  gambar hidup pertarungan Anang taktik dengan predator Sungai Landak, tidak berapa lama, Anang berhasil melandedkan seekor ikan Tapah berukuran sedang , dan kami pun bersorak senang atas keberhasilan anang menuntaskan Fight dengan tapah aka Walago Leery.
Daiwa TCE Sports Abas Oakley 5

Kami berfoto dengan Begahak yang memecah keboncosan

Semakin kami memasuki ke sungai sempit dan rimbun, semakin seru petualangan ini hingga datang waktunya makan siang kami berhenti di sebuah lubuk sungai yang ternaung pohon besar dan teduh, kami istirahat dan makan sambil membahas strategi berikutnya.  Kali ini Speedboat saya berada paling depan diikuti oleh Pak Abas yang satu speedboat dengan Ben Akhtar, di lokasi inilah lagi lagi Ben Akhtar memperlihatkan skill dan tehnik yang sungguh luar biasa sehingga dalam beberapa saat tiba tiba Jorannya Ben melengkung tajam dan mainline melorot deras dari spool baitcasternya. Dengan tenang Ben meladeni perlawanan mahluk itu, sambil saya bertanya tanya dan berharap bahwa itulah Tapah yang sangat di Idam idamkan oleh Ben. Dan berkat pengalaman tinggi  kelihaiannya menaklukan berbagai macam ikan predator akhirnya seekor tapah keluar dari permukaan air pertanda Ben memenangkan pertarungan itu, dengan sigap Pak abas mengangkat ikan tersebut menggunakan serok agar lebih mudah mengangkatnya. Kami bersorak girang melihat hal tersebut, betapa tidak? Kami berhasil mengantarkan seorang Pancinger kelas dunia, Profesional dan ternama untuk mendapatkan seekor Tapah sebagai koleksi nya. Kami memberikan Toast ucapan selamat kepada Ben Akhtar yang masih takjub dengan apa yang telah ia dapatkan siang hari itu.
Dan seperti biasa, menjelang sore kami tak ingin kemalaman di dalam rimba belantara, maka kami segera menuju pulang untuk merayakan keberhasilan Ben pada Trip ini, berfoto bersama, berbagi tehnik dan pengalaman sampai bertukar souvenir.

Singkawang- Kalimantan Barat

Teluk Karang, Singkawang

Geliat Teluk Karang baru terasa menjelang petang. Lazimnya daerah pesisir, di siang hari panasnya menyengat. Baru setelah matahari mulai condong ke barat dan membawa serta teriknya ke peraduan, saya dan kawan-kawan keluar pondokan dan berjalan ke arah pantai.
Desa Teluk Karang terletak di Kelurahan Sedau, Kecamatan Singkawang Selatan, Kota Singkawang. Namanya belum begitu dikenal. Wisatawan lokal lebih familiar dengan Sinka Island Park ketimbang Teluk Karang. Padahal kompleks taman Sinka itu terletak di Teluk Karang.
Fasilitas di Sinka Island Park memang terbilang lengkap, mungkin itulah penyebab namanya begitu tersebut di Singkawang. Sinka Island Park adalah integrasi dari beberapa obyek wisata. Di sini ada pantai beserta gazebo-gazebo nyaman dan Pulau Simping, ada kolam renang, ada kebun binatang Sinka Zoo yang perlahan-lahan berevolusi menjadi taman safari, dan ada Rindu Alam.

Nama yang disebut terakhir ini mengandung ironi. Terletak di Puncak Gunung Kote, di satu sisi Rindu Alam merupakan daya tarik utama Sinka Island Park, bahkan beberapa orang warga setempat yang belum pernah keluar Kalimantan Barat pernah secara sembarangan membanding-bandingkannya dengan pesisir Senggigi di Lombok, namun di sisi lain banyak warga yang mengeluh karena penggundulan puncak Gunung Kote telah merusak sistem hidrologi alami kawasan Teluk Karang. Selain itu, bagi masyarakat Teluk Karang Gunung Kote begitu nostalgik karena gunung ini menjadi saksi sejarah ketika para pendahulu berjuang mati-matian mengusir penjajah. Kini puncak Gunung Kote sudah botak, berganti menjadi taman wisata Rindu Alam.
Selain ke Sinka Island Park, ada banyak kegiatan yang bisa dilakukan untuk menikmati petang di Teluk Karang. Favorit saya dan kawan-kawan adalah nongki-nongki di platform kayu yang menghubungkan pantai dengan Batu Burung, tempat memancing favorit biak-biak Singkawang.

Batu Burung adalah sebongkah batu granit raksasa yang terletak agak jauh dari pantai. Pemandangan dari sana lumayan indah. Di batu burung kami sering duduk-duduk menikmati pelangi dengan latar belakang pesisir Singkawang dan Gunung Sari. Jika memandang ke tengah laut anda bisa melihat perbukitan Pemangkat. Sesungguhnya Pemangkat tidak terletak di tengah laut, tapi berada di ujung utara teluk raksasa yang membatasi Singkawang. Makanya terlihat seolah-olah berada di tengah laut.
Menurut Pak Adi, seorang nelayan pencari lobster, dahulunya di bongkah granit raksasa tersebut banyak burung yang hinggap. Makanya dinamakan Batu Burung. Namun setelah manusia menginvasi, burung-burung itu pergi.
Tiap sore platform kayu itu ramai oleh para pemancing ikan. Karena habitat ikan di sini masih relatif terpelihara, hampir tiap hari ada pemancing yang pulang membawa ikan.
Jika sedang bosan duduk-duduk di platform Batu Burung, biasanya kami melewatkan sore dengan mengayuh sampan, berputar-putar di perairan sekitar Batu Burung. Jika jago beramah-tamah dengan anak-anak setempat, anda mungkin bisa bersampan-ria dengan gratis. Namun jika malas berbasa-basi, anda bisa menyewanya di warung terdekat.

istilah memancing

MANCING DASAR ( Bottom Fishing ), yang biasanya ikan yang didapat adalah Kakap Merah, Kuwe, Krapu, dan beberapa ikan dasar lainnya. Terkadang Tenggiri dan Barracuda juga dapat dipancing dengan cara ini.

KONCER (LIVE BAIT)
,  cara ini sedikit unik, tanpa menggunakan timah/ pemberat, jadi kenur utama dipasang kili-kili peniti, kemudian disambungkan dengan mata kail dengan kawat nikelin sepanjang 10cm. Umpan yang digunakan mutlak umpan hidup seperti : selar, tembang, layang, como, kembung, sangir, bahkan baby barracuda.
Umpan hidup dibiarkan berenang menjauhi kapal, menuju lokasi yang paling akurat (tohor), sambil menunggu ikan pamangsa, seperti Tenggiri dan Barracuda menyambar umpan hidup tadi.
Terkadang digunakan pula balon, yang berguna agar ikan tidak berenang ke bawah, sehingga ikan selalua berada di permukaan (1-2m dari permukaan)
Tehnik ini yang sangat efisien dan efektif untuk mancing tenggiri di Kep. Seribu, dan saya sangat menggandrunginya.

TONDA (TROLLING)
, dengan umpan buatan sepeerti rapala, king getter, spoon, dsb – ditarikkapal dengan kecepatan 5-7 knot. Jarak umpan dari kapal sekitar 20-50m tergantung dari umpannya.
Cara ini kurang efektif bila digunakan di daerah Kep. Seribu yang tidak banyak ikan palagis diatas 10 kg.
CASTING, biasanya dilakukan dari pinggiran laut, sepeti dermaga, batuan, bahkan diatas kapal yang sedang berhenti / jalan dengan pelan. Umpan yang digunakan biasanya tiruan, dengan berat sekitar 7-20gram. Caranya adalah umpan dilempar sejauh mungkin, kemudian reel digulung dengan cepat. Dan hal ini dilakukan berulang-ulang sampai ikan menyambar maupun sampai tangan pegel !
Kalau saya suka casting dari dermaga pulau dengan target ikan kuwe maupun tenggiri kecil, tetapi kalau belum dapat juga , ya casting cumi untuk makan malam.

JIGGING – POPPING
- tehnik ini biasanya sih digunakan di daerah Bali, dan banyak dilakukan oleh orang asing, seperti Jepang dan Korea. Tidak ada salahnya anda mencoba di Kep. Seribu. Keduanya hampir sama caranya, adalah dengan mengayunkan umpan tiruan, maupun menggulung reel dengan cepat, kemudian berhenti dan menggulungnya lagi. Kesemuanya bertujuan agar umpan tiruan tersebut mirip ikan umpan alami, sehingga ikan mau menyambar.
Saya sebagai orang desa, ya ndak pernah pake cara ini, karena selain umpan tiruannya khusus dan mahal, lagipula ” mancing kok angel-angel nemen!”

Mancing dengan Layang-Layang
– biasanya sering saya jumpai di pinggiran pulau Seribu, para nelayan yang mancing dengan menggunakan layan-layang! Target ikannya adalah cendro. Bagaimana caranya ? sepertinya ikan cendro ditangkap dengan tali laso, tanpa menggunakan pancing. Saya kurang jelas sekali masalh ini, karena belum pernah ikutan nelayan itu, lagipula saya melihatnya dari jarak 5-10m dari kapal.
Mancing GARONG – disebut demikian karena memang NGGARONG ikan ! jadi pancing tidak selalu berada di mulut ikan, tetapi terkadang ada di pipi, di pundak, perut, buntut dsb. Dan pancingnya pun disebut pancing GARONG, yang terdiri dari 6 rangkaian mata pancing, yang berbentuk matahari, menggunakan joran TEGEK, sepanjang 4-6meter. Target ikan adalah keluarga RABBIT FISH, seperti Baronang, Botana, dan terkadang juga ikan Kakak Tua.
Tehnik ini sangat unik, eksentrik, sulit dan murah ! Mungkin mancing yang satu memerlukan biaya yang paling murah, tetapi NIKMATNYA………….. wueleh………..wueleh …………..wueleh………! Selain tehnik Koncer, saya juga keranjingan mancing dengan joran TEGEK, karena bagi saya, sensasinya betul-betul lain daripada yang lain ! Apalagi anda sudah bisa menggunakannya, Wah ! anda bangga sekali lho ! Soalnya ndak semua pemancing bisa melakukannya !!!! Lagipula dapatnya BARONANG boo….! kalo dibakar, merem melek cing !

Kab.Sekadau Kalimantan Barat.

Teknik memancing ikan air tawar( bongak).

Teknik memancing ikan air tawar tidak terlalu rumit sebagaimana jika kita belajar tentang teknik memancing. Meskipun demikian, hal ini bukan berarti bahwa memancing di air tawar jauh lebih mudah dari pada memancing di tengah laut.

Teknik memancing ikan air tawar dan di laut adalah bahwa jenis medan dan ikan yang dihadapi, tentu tidak sama. Sehingga membutuhkan penanganan yang tersendiri untuk memancing di dua lokasi tersebut. Hal utama yang membedakan selain jenis ikan yang diincar, juga jenis airnya. Dimana untuk memancing di air tawar, kondisi air yang dihadapi cenderung lebih tenang, daripada jika memancing di kawasan laut yang memiliki kecenderungan air bergelombang.

Bahkan teknik memancing ikan air tawar di kawasan danau dan sungai-sungai besar memiliki karakteristik yang berbeda. Memancing di daerah danau, cenderung dengan theknik casting. Sebab, danau yang memiliki wilayah luas, tentu membutuhkan joran pancing yang panjang dan ringan. Tujuannya, agar kita bisa melepas umpan bohongan/Mino sejauh mungkin.

Sedangkan untuk teknik memancing ikan sungai besar seperti Kapuas, berbeda dengan teknik memancing di Danau. Jika ingin memancing ikan besar di Sungai Kapuas Kabupaten Sekadau Provinsi Kalimantan Barat memerlukan Joran/ Rod yang cukup kuat karena ikan dikawasan Kalimantan barat ini sangat memuaskan untuk yang hobby memancing.(IKAN BONGAK)Saya adalah salah satu bagian dari Team mincing SFT (Sekadau Fishing Team) mengakatakn kalau sungai Kapuas itu merupakan spot ikan terhandal.

Gambar dibawah ini adalah hasil dari senior-senior pemancing SFT (Sekadau Fishing Team)


Berat Ikan : 28 kg.
Kawasan Spot Kab.Sekadau Kalimantan Barat.

Perlengkapan yang digunakan:

1. Joran Kamekaze 1,5 M dengan
    
2. Line PE 6

3. Kail/ mata pancing 12.

4. Umpan menggunakan Bakwan.

5. Timbal/ pemberat 1,5 ons.

6. Reel Cendo 10000.

Teknik memancing Ikan Bongak ini perlu kesabaran, karena ikan ini termasuk ikan pemalas. Ikan sejenis Bongak ini tergolong ikan yang tidak terlalu agresif saat di dapatkan. Ikan jenis Bongak ini banyak terdapat di Kawasan Sekadau Kalimantan Barat, ikan ini mampu mencapai 120 kg, ikan ini mau memakan apa saja seperti buah kelapa sawit, bakwan, biji-bijian seperti biji durian salak, dll.


THEKNIK MEMANCING IKAN BONGAK:

1.Lempar pancing anda sekuat mungkin yang sudah dipasangi umpan sampai ketengah Sungai Kapuas.

2.Lalu tancapkan pancingan anda dilubang-lubang tempat menyimpan yang enak.

3. Putar setelan Spul Reel anda sampai dapat tertarik ikan, setelan Reelnya jangan disamakan dengan setelan memancing dilaut.

4.Tunggu saja yang sabar sampai umpan anda disambar ikan-ikan besar.


PERLENGKAPAN PANCING:


1. Joran anda harus kuat untuk mengangkat ikan besar, jangan lupa ujung joran anda jangan terlalu kaku dan jangan terlalu lentur.


2. Reel gunakan Reel yang kapasitasnya diatas 5000.


3. Line gunakan senar PE 5-6.


4. Mata pancing gunakan yang ukuran 12 keatas.


5. Timbale/ batu pemberat gunakan 1,5 ons ke atas, karena sungai Kapuas ini lumayan arusnya.


6. Umpan gunkan Bakwan, perkedel, Bala-bala.

Minggu, 26 Oktober 2014

Sintang- Kalimantan Barat

Ini kali keduaku datang di Sintang-Kalimantan Barat bagian timur, dan kedatangan saat ini akan punya cukup waktu untuk menjelajah kekayaan Indonesia di pulau Kalimantan. Sintang merupakan wilayah pertemuan sungai Kapuas dan sungai Melawi, dahulu orang menyebut senentang (pertemuan dua sungai) namun lama kelamaan menjadi sintang. Wilayah yang berdekatan dengan sungai sangat berkaitan dengan “ikan”, ikan merupakan lauk yang sangat digemari di Sintang terutama ikan sungai bahkan ikan laut tidak terlalu disukai.
Hari Sabtu 2 Juni 2012 aku berkesempatan jalan-jalan di pagi hari untuk melihat kota Sintang, tanpa disadari jalan yang kuselusuri memasuki pasar kota Sintang. Ada yang menarik perhatian, banyak sekali jenis-jenis ikan sungai yang dijual di pasar dan banyak dalam keadaan hidup.

Figure 1. Senentang (pertemuan sungai Melawi (air warna coklat) dan sungai Kapuas), sungai Melawi memasuki sungai Kapuas dan menjadi anak sungai Kapuas
Ikan Toman
Ikan toman merupakan sejenis ikan gabus yang khas dari danau Sentarum, danau Sentarum terletak di wilayah hulu sungai Kapuas. Biasanya anakan ikan ini akan dibawa ke wilayah sintang dan dibesarkan dalam karamba di sungai Kapuas. Ikan ini sangat digemari oleh penduduk setempat. Ikan toman bisa juga dibuat menjadi ikan asin dan kerupuk dengan harga jual yang cukup mahal yaitu Rp. 45.000/kg.



Figure 2, 3, 4: Ikan Toman, ikan asin toman dan kerupuk ikan toman

Ikan Lais
Ikan lais merupakan salah satu ikan air tawar yang banyak terdapat di wilayah sungai Kapuas dan anak sungai Kapuas. Menurut penduduk setempat Ikan Lais ada beberapa jenis salah satunya adalah lais Kapuas dan lais lubuk (anak sungai Kapuas). Dari dua jenis itu jika dilihat warnanya maka Lais Kapuas sedikit cerah dan putih dibandingkan lais lubuk yang sedikit gelap dan kemerahan, walaupun bagi orang awam pasti akan melihat sama saja bentuk dan warnanya. Lais lubuk tidak pernah dijumpai di sungai Kapuas begitu juga dengan lais Kapuas. Dan lais Kapuas bisa menjadi besar sedangkan lais lubuk akan tetap kecil-kecil.


Figure 5 & 6: Lais lubuk dan lais Kapuas
Ikan lais dapat dinikmati baik ikan segar atau dalam bentuk awetan. Bentuk awetan ikan lais yang cukup populer adalah ikan asin dan ikan Salai (ikan asap).


 Figure 7 & 8: Ikan asin dan salai lais

Ikan Baung/Ikan Patin/Benga/Tapak
Ikan Baung dan patin di Jawa memang sudah terkenal, ikan baung dapat di temui di sungai-sungai dan ikan patin banyak dibudidayakan. Di Sintang ada keunikan sendiri, patin dan baung sama-sama hidup di sungai walaupun ada yang sudah membudidayakan di kolam, dan dari keterangan penduduk setempat patin dan baung merupakan jenis yang sama, namun jika masih kecil namanya ikan PATIN namun jika sudah besarnya sedang namanya IKAN BAUNG dan jika besar yang ditemukan di sungai namanya ikan BENGA (hiu sungai) namun jika sudah besar sekali namanya TAPAK. Ikan ini banyak dimasak gulai dan kuah asam. Ikan yang dijual kebanyakan masih hidup dan khusus ikan benga harus diikat supaya tidak lepas karena cukup berbahaya, sedangkan ikan Tapak cukup ditakuti karena menurut informasi bisa memakan manusia.

Figure 9: Ikan Baung (patin besar)

Figure 10: Ikan Patin

Figure 11: Ikan Benga

Ikan Jelawat
Jenis ikan lain yang cukup populer adalah ikan jelawat. Ikan Jelawat mempunyai tekstur daging yang lembut dan sering dimasak dengan sistem tim atau kukus.

Figure 12: Ikan Jelawat

Ikan labau/Tengadak/tengalat
Ikan ini mirip dengan ikan jelawat namun tidak amis, penduduk setempat biasanya dikukus. Bahasa melayunya adalah labau atau tengalat namun bahasa dayaknya adalah tengadak.


Figure 13 & 14: Ikan Labau dan Tengalat

Ikan Gurame Sungai
Ikan gurame merupakan ikan yang umum yang bisa ditemukan dimanapun, namun ikan gurame yang ditemukan di sungai akan sangat sulit dijumpai. Disungai Kapuas ikan gurame dapat besar seperti ikan gurame yang dipelihara di kolam di Jawa atau di wilayah lain dan banyak ditemukan di sekitar sungai Kapuas.

Figure 15: Ikan Gurame sungai

Ikan sluang
Ikan sluang merupakan jenis ikan kecil dan kebanyakan dibuat menjadi awetan seperti ikan asin dan sale, jarang ditemukan dalam bentuk segar musiman banjir atau pasang.


Figure 16 & 17: Ikan sale dan asin sluang

Ikan Lele
Ikan Lele banyak dijumpai dimanapun, begitu juga di sungai Kapuas ikan lele sangat mudah didapatkan dan banyak juga dibudidayakan oleh masyarakat setempat.


Figure 18 & 19: Ikan Lele besar dan kecil

Ikan Tilan
Ikan ini kurang disukai karena kurang enak dan bentuknya menurut pendapat penduduk jelek karena punya mulut panjang, sehingga lebih banyak dibuat ikan asin.

Figure 20: Ikan Tilan

Belut Sungai
Sungai Kapuas dan anak sungai Kapuas merupakan surga bagi ikan air tawar, namun menurut keterangan penduduk setempat ikan sudah tidak sebanyak dahulu. Berkurangnya populasi ikan bisa disebabkan karena banyaknya polusi di sekitar sungai baik dari limbah-limbah pabrik ataupun habitat yang mulai berubah karena penebangan hutan. Hal lain yang menyebabkan berkurangnya jumlah dan jenis ikan adalah penangkapan ikan yang tidak selektif, dahulu menangkap ikan menggunakan pancing atau jaring, namun sekarang menggunakan racun/tuba/bahan kimia lain serta memakai strom (accu) khususnya di sungai-sungai kecil sehingga semua ikan dari segala ukuran dan jenis banyak yang mati. Pertanyaan saat ini jika semua praktek diatas terus berlanjut “apakah sungai Kapuas dan anak sungai Kapuas di Kalimantan Barat akan selalu menjadi surga bagi ikan?”

Figure 21: Belut sungai